Cibinong, mediasinarpagigroup.com – Sejumlah warga yang mayoritas adalah kaum ibu mendatangi Polres Bogor, Senin (19/4). Rupanya, mereka yang berasal dari Desa Klapanunggal, Kecamatan Klapanunggal, Kabupaten Bogor ini bermaksud melaporkan adanya potongan bantuan sosial (bansos) tunai yang mereka terima
Salah seorang warga, Tati Herawati menceritakan, awalnya, ia dan warga penerima bantuan diundang untuk mencairkan bansos tunai di SMP Negeri 1 Klapanunggal.
Di sana, ia dan warga lainnya dikelompokan per dusun dan mengantre untuk menerima bansos tunai Rp 600 ribu dari Kantor Pos di lantai atas sekolah.
Anehnya, ketika ia dan warga lainnya turun dari lantai atas usai menerima uang, ada petugas yang mengarahkan ke ruangan lainnya. Di ruangan tersebut, warga ditanyai nama dan diminta untuk tandatangan.
Ketika ditanya untuk apa tanda tangan tersebut, petugas yang diduga berasal dari desa menjelaskan jika bansos tunai yang diterima warga sebesar Rp600 ribu bakal dialihkan setengahnya. Artinya, warga hanya menerima bansos tunai sebesar Rp300 ribu. Petugas itu pun mengaku potongan ini sudah disepakati namun entah dengan siapa.
“Kami diundang dapat bantuan, kami datang ke sekolahan di gedung SMP 1 Klapanunggal rame-rame. Lalu kami diarahkan per dusun, lalu antre naik ke atas dikasih uang Rp 600 ribu dari Kantor Pos. Begitu kami turun semua dari atas, diarahkan ke ruangan, lebih tepatnya digiring seperti bebek. Sampe di ruangan, saya nanya ada apa sambil ditanya nama dan diminta tanda tangan. Saya tanya buat apa? Lalu katanya uang Rp600 ribu dialihkan jadi Rp300 ribu. kok bisa? Katanya udah sepakat, tapi tidak ada pemberitahuan awal,” ujar Tati saat membuat laporan di Polres Bogor bersama warga lainnya.
Menurutnya, petugas sempat mengaku jika alasan bantuan dipotong untuk diberikan kepada warga yang belum pernah mendapatkan bantuan. Sementara Tati sendiri juga belum pernah menerima bantuan sebelumnya.
“Yang kami dapat cuma Rp300 ribu. Hari ini ngelapor ke Polres karena keberatan. Semuanya keberatan. Kalau menurut saya orang yang nggak tau apa apa, harusnya beberapa hari sebelumnya masyarakat dikasih tau dulu bahwa akan ada pemotongan. Kalau gitu mungkin nggak akan kaget. Nah kalo tiba-tiba begini gimana? Rp600 ribu jadi Rp300 ribu itu kami kaget dong,” tandasnya. (fin)
Dialihkan ke siapa? Saya tanya begitu, berati kami dapat BST 600 ribu dipotong secara paksa 300 ribu., Alasannya akan dialihkan kepada yg belum pernah mendapatkan., Sedangkan saya punya anak dua belum pernah sama sekali.
Yang giring siapa? Hansip di dalam ruangan ada staf desa dan para Rt Kantor pos di atas, jauh lalu kami digiring ke ruang kelas.
Inisiatif penggiringan siapa? Orang dari desa. Karena disini tidak ada namanya, saya tidak tahu jadinya siapa., Ini bantuan dari pusat. 600 ribu sudah dipegang tapi diambil lagi.(Iwang Suhendar/Aditia Karsa Ginting)