Jakarta | mediasinarpagigroup.com – Jamaah Masjid Almuqorrobiin lakukan Ruwahan adalah budaya Betawi yang biasa dilaksanakan di bulan Sya’ban, kata Ruwahan berasal dari kata Arwah, yaitu suatu kegiatan yang dikhususkan untuk mengirim doa kepada Arwah keluarga yang telah wafat untuk mendapatkan ampunan dan magfirah dari Allah (24/3/22)
Kampung Tanah Koja Jatinegara Kaum budaya mulia ini masih subur dilaksanakan baik tingkat keluarga, Komunitas Pengajian maupun di Masjid.
Masjid Jami’ Almuqorrobiin melaksanakan Ruwahan bersama dihadiri Ketua RW 05. Pengurus Masjid dan jamaah baik dewasa maupun anak-anak duduk bersimpuh bersatu memegang Yasin dan melantunkan dzikir mengirimkan 400 arwah yang lengkap dibacakan dalam tawassulan.
” Alhamdulillah saya bersyukur dengan Ruwahan ini masyarakat dimudahkan dengan tampak masyarakat Tanah Koja kompak di Masjid Jami’ Almuqorrobiin berdoa bersama, tahlil bersama, munajat bersama untuk turunnya ampunan dan Kurnia Allah kepada almarhum/almarhumah,” ujarnya
Ust. Syariat juga pembina Masjid Jami’ Almuqorrobiin menuturkan kegembiraan-nya melihat setumpuk kertas nama-nama arwah,” hal ini menunjukkan masyarakat percaya dan ikhlas mengikuti kegiatan ini, semoga kedepannya lebih baik,” tambahnya.
Kegiatan mulia tersebut dilantunkan Yasin dan tahlil bersatu padu mengharapkan ampunan Allah yang dipimpin oleh Ust Daud & M.Ukar.
“Ruwahan bersama ini selain dimaksudkan untuk mengirim arwah juga membangun kebersamaan antara pengurus, jamaah dan masyarakat. Selain itu dapat membantu meringankan beban masyarakat, semoga kedepannya lebih tertata dengan baik,” ujar Ust.Dra. Chaeruddin.M, yang juga ketua Masjid Jami’ Almuqorrobiin Ruwahan ini juga didukung penuh oleh keluarga Remaja Islam Masjid Almuqorrobiin (KARISMA) baik persiapan distribusi konsumsi dan dukungan acaranya, sehingga diharapkan terjadi pembiasaan dan pembudayaan nilai luhur masyarakat Bertawi kepada generasi muda, diharapkan mereka kelak tetap bersemangat melanjutkan estafet kegiatan mulia ini, sekalipun hidup dalam dunia modern dan dikepung budaya asing tandasnya.(R.Sutarman/Saifudin)