Kabupaten Solok | mediasinarpagigroup.com – Kabupaten Solok terus menunjukkan geliatnya dalam mengembangkan sektor pariwisata berbasis masyarakat, salah satu contoh nyata hadir di Nagari Saniangbaka, Kecamatan X Koto Singkarak.
Desa ini tidak hanya kaya akan potensi alam, namun juga menawarkan harmoni antara budaya lokal, tradisi, dan kehidupan masyarakat yang menyatu erat dengan lingkungannya.
Terletak di ketinggian sekitar 400 meter di atas permukaan laut, Desa Wisata Saniangbaka menyajikan panorama yang memanjakan mata: hamparan perbukitan hijau, sawah yang membentang, hingga pesona Danau Singkarak di sisi timur desa.
Dikelilingi oleh hutan, kebun masyarakat, serta barisan Bukit Barisan, kawasan ini menjadi oase alami bagi para pelancong yang ingin merasakan keindahan alam Minangkabau secara lebih mendala
Keunikan Topografi dan Kearifan Lokal
Keunikan Saniangbaka tidak hanya terletak pada lanskapnya. Desa ini dipisahkan oleh satu aliran sungai yang membelah kawasan pemukiman. Sekitar 1.273 kepala keluarga yang tinggal di sini mayoritas bermata pencaharian sebagai petani, pekebun, dan nelayan Danau Singkarak
Aktivitas keseharian mereka menjadi daya tarik tersendiri, karena wisatawan dapat melihat langsung proses bertani, menangkap ikan, hingga mempelajari budaya lokal yang masih sangat dijaga.
Lebih dari itu, Saniangbaka juga menjadi lokasi tumbuhnya bunga langka seperti Rafflesia arnoldi dan Bunga Bangkai (Amorphophallus) yang bisa ditemui di kawasan hutan nagari. Potensi ini dikembangkan dalam bentuk wisata edukasi keanekaragaman hayati.
Destinasi Alam yang Menantang dan Mempesona
Beberapa titik wisata alam unggulan di desa ini meliputi:
* Air Terjun Batang Raso, air terjun tertinggi di desa ini dengan ketinggian mencapai 20 meter, sekaligus menjadi bagian dari geosite alam lokal.
* Air Terjun 7 Tingkek, yang menyuguhkan tujuh lapisan air terjun dengan suasana hutan yang masih asri dan alami.
Akses menuju dua air terjun ini dapat menjadi pengalaman petualangan tersendiri. Wisatawan tidak hanya disuguhkan keindahan alam, tetapi juga mendapatkan kesempatan untuk mengenal flora langka dan lingkungan sekitar yang masih alami.
Kuliner dan Produk Lokal
Mengunjungi Saniangbaka tak lengkap tanpa mencicipi kuliner khasnya. Mulai dari Ikan Bilih Goreng, Karupuak Lado Masiak, Kue Dumayang, hingga olahan Rinuak, semuanya bisa dinikmati langsung di desa ini.
Bahkan, wisatawan dapat menyaksikan proses pembuatan hingga pengemasan produk-produk lokal tersebut. Tak ketinggalan pula kerajinan tangan dan fesyen khas yang bisa dijadikan oleh-oleh.
Pengelolaan oleh Warga dan Dukungan Pemerintah
Desa Wisata Saniangbaka dikelola langsung oleh masyarakat melalui Pokdarwis Tangaya, yang dibentuk berdasarkan SK Nomor 556/70/DISPARBUD-2021. Pengelolaan ini mendapat dukungan penuh dari seluruh unsur nagari, termasuk ninik mamak, alim ulama, bundo kanduang, pemuda, serta para pelaku UMKM lokal.
Dukungan penuh juga datang dari Pemerintah Kabupaten Solok, khususnya Dinas Pariwisata dan Kebudayaan, yang terus berupaya memfasilitasi promosi, pelatihan, serta penguatan kapasitas masyarakat desa wisata.Upaya ini menjadi bagian penting dari strategi pengembangan pariwisata berkelanjutan di daerah.
Pengembangan Desa Wisata Saniangbaka tidak lepas dari penerapan konsep Pentahelix, yaitu kerja sama lintas sektor antara pemerintah, akademisi, pelaku industri, komunitas, dan media. Kolaborasi ini diwujudkan antara lain dalam bentuk:
* Kemitraan dengan perguruan tinggi, seperti pelaksanaan KKN tematik, penelitian, dan pengabdian masyarakat.
* Kerja sama dengan industri pariwisata, seperti Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI) Sumbar untuk promosi dan penjualan paket wisata ke Saniangbaka.
Langkah-langkah ini bertujuan untuk memperluas jaringan promosi dan meningkatkan kunjungan wisatawan, baik lokal maupun mancanegara.
Menuju Desa Wisata Unggulan Sumatera Barat
Dengan segala potensi yang dimiliki, Saniangbaka dinilai layak menjadi desa wisata unggulan di Sumatera Barat. Namun demikian, tantangan tetap ada mulai dari peningkatan aksesibilitas, penyediaan infrastruktur pendukung, hingga penguatan promosi digital agar desa ini semakin dikenal luas.
Desa Wisata Saniangbaka adalah contoh nyata bagaimana kekayaan alam dan budaya, jika dikelola secara kolaboratif, dapat menjadi sumber kesejahteraan dan identitas bagi masyarakat lokal.
Harapannya, desa ini tidak hanya menjadi tujuan wisata, tetapi juga pusat pembelajaran tentang pelestarian alam dan budaya yang menginspirasi banyak daerah lain di Indonesia.(Defrizal)