Kota Bekasi | mediasinarpagigroup.com – SMP Negeri 17 Bekasi, Kota Bekasi Thn 2025, Kepala Sekolah nya yaitu Tri Wahyu Retnaningsih, memiliki jumlah Siswa/I sekitar 1244, lalu sekolah tersebut menerima dana BOS Reguler ada 2 tahap, untuk tahap 1 sekolah menerima tanggal 21 Januari 2025 sekitar Rp 771.280.000,– dana BOS tahap 2 sekolah belum melaporkannya ke Kementrian terkait.
Laporan Kepala SMP Negeri 17 Bekasi, terhadap penggunaan dana BOS tahun 2025 tahap 1 katanya digunakan untuk : – kegiatan pembelajaran dan ekstrakurikuler Rp 59.192.000kegiatan asesmen/evaluasi pembelajaran Rp 109.956.000administrasi kegiatan sekolah Rp 71.445.000pengembangan profesi guru dan tenaga kependidikan Rp 9.619.800langganan daya dan jasa Rp 11.160.000pemeliharaan sarana dan prasarana Sekolah Rp 90.058.100pembayaran honor Rp 90.000.000, Total Dana Rp 441.430.900
Hal tersebut dikatakan oleh Syahrul,SH.,MH selaku Advokat / Pengacara di LBHK-Wartawan, baru – baru ini dikantor nya.
Ditambahkan Syahrul, Kepala Sekolah wajib melaporkan penggunaan Dana BOS (Bantuan Operasional Sekolah) ke Kementerian Pendidikan Dasar dan Mengeah RI melalui sistem aplikasi pengelolaan Dana BOS. Pelaporan ini dilakukan secara berkala (biasanya per tahap) sesuai ketentuan, dan jika sekolah tidak bisa melaporkan secara online, pelaporan dapat dilakukan secara manual.
Mengapa Kepala Sekolah Wajib Melaporkan Dana BOS ? – Akuntabilitas dan Transparansi: Laporan ini penting untuk memastikan dana BOS digunakan secara akuntabel dan transparan., – Mekanisme Pencairan: Pelaporan merupakan salah satu syarat pencairan dana BOS tahap berikutnya., Pengawasan: Laporan yang akurat menjadi dasar bagi Kementruan untuk melakukan audit dan evaluasi guna perbaikan kebijakan pendanaan sekolah.
Tahun 2024 SMP Negeri 17 Bekasi, memiliki jumalh Siswa/I sekitar 1405, lalu dana BOS sekolah terima ada 2 tahap, untuk tahap 1 sekolah terima tanggal 19 Januari 2024 Rp 871.100.000,- lalu dana BOS tahap 2 sekolah terima tanggal 09 Agustus 2024 Rp 863.194.941,-
Laporan Kepsek terhadap penggunaan dana BOS tahun 2024 tahap 1 katanya untuk : – penerimaan Peserta Didik baru Rp 24.375.000pengembangan perpustakaan dan/atau layanan pojok baca Rp 45.540.000pelaksanaan kegiatan pembelajaran dan bermain Rp 49.935.000pelaksanaan kegiatan evaluasi/asesmen pembelajaran dan bermain Rp 179.275.000pelaksanaan administrasi kegiatan Satuan Pendidikan Rp 257.591.000pengembangan profesi pendidik dan tenaga kependidikan Rp 72.102.000langganan daya dan jasa Rp 9.060.000pemeliharaan sarana dan prasarana Rp 121.545.000pembayaran honor Rp 110.000.000, Total Dana Rp 869.423.000
Lalu, laporan Kepala SMP Negeri 17 Bekasi, ke Kementrian katanya dana BOS tahap 2 tahun 2024 digunakan untuk : – penerimaan Peserta Didik baru Rp 9.750.000pelaksanaan kegiatan pembelajaran dan bermain Rp 85.425.850pelaksanaan kegiatan evaluasi/asesmen pembelajaran dan bermain Rp 117.400.000pelaksanaan administrasi kegiatan Satuan Pendidikan Rp 207.572.650pengembangan profesi pendidik dan tenaga kependidikan Rp 174.123.000langganan daya dan jasa Rp 27.310.000pemeliharaan sarana dan prasarana Rp 125.694.000penyediaan alat multimedia pembelajaran Rp 20.000.000pembayaran honor Rp 102.000.000, Total Dana Rp 869.275.500
Berangkat dari laporan diatas, LBHK-Wartawan Bekasi Raya melakukan invesitgasi fakta ditemukan yang mana diduga Kepsek merekayasa laporannya ke Kementrian hal ini dapat merugikan keuangan Negara alias diduga ada korupsinya.
Sebut saja terhadap pengembangan perpustakaan dan/atau layanan pojok baca tahun 2024 yang menyerap dana BOS sekitar Rp.45 Juta lebih diduga laporan Kepsek ke Kementrian direkayasa hal ini berdasarkan ketarangan berbagai pihak baik sumber yang ada disekolah maupun pihak lainnya sepertinya pihak sekolah bekerjasama dengan distributor, yang mana distributor terbitkan Kwitansi pembelian atau faktur pembelian serta berita acara penyerahan barang / buku yang direkayasa atau di mark up.
Lalu, terhadap pelaksanaan kegiatan pembelajaran dan bermain DAN pelaksanaan kegiatan evaluasi/asesmen pembelajaran dan bermain, yang menyerap dana BOS tahun 2024 sekitar Rp.431 juta lebih diduga dikorupsi, adapun modus dugaan korupsi terhadap kegiatan tersebut yaitu membuat laporan kegiatan fiktif seolah – olah kegiatan terlaksana padahal faktanya tidak ada sama sekali.
Berikutnya, pelaksanaan administrasi kegiatan Satuan Pendidikan, yang menyerap dana BOS tahun 2024 yaitu sekitar Rp.465 Juta lebih diduga dikorupsi, adapun modus dugaan korupsi terhadap kegiatan tersebut yaitu membuat laporan kegiatan fiktif seolah – olah kegiatan terlaksana padahal faktanya tidak ada sama sekali.
Selanjutnya terhadap pemeliharaan sarana dan prasarana tahun 2024 yang meneyerap dana BOS sekitar Rp.247 juta lebih, fakta dilapangan tidak terlihat jelas apa – apa saja Sarana Prasarana Sekolah yang dipelihara oleh Kepsek sementara informasi terkait hal itu tidak ada terlihat disekolah tersebut, modus korupsi nya yaitu Kepsek menghubungi pihak – pihak penjual barang / bahan yang ada di SIPLah lalu disepakati barang / bahan diantar atau dibayarkan jumlahnya 5 tetapi ditulis pada kwitansi atau faktur pembelian membengkak menjadi 65.
Untuk itu, dugaan korupsi dana BOS Reguler di SMP Negeri 17 Bekasi di usut tuntas, maka saat ini LBHK-Wartawan Bekasi Raya lagi mengumpulkan alat bukti dari sumber yang ada disekolah maupun sumber yang ada diluar sekolah, bila ada pihak – pihak yang mengetahui dugaan korupsi tersebut, lembaga Kami siap menerimanya dengan cara dapat menghubungi Kami di Email : lbhwartawan@gmail.com
Dipihak lain lembaga Kami akan melaporkan Kepsek ke Tipikor Polres Metro Kota Bekasi dan Kejaksaan Negeri Bekasi sebab diduga dalam pengelolaan dana BOS Reguler tersebut ada perbuatan melawan hukum (PMH), dengan harapan agar dugaan korupsi dana BOS regular 2024 – 2025 di SMP Negeri 17 Bekasi harus usut tuntas, bila terbukti maka wajib hukumnya pihak yang terlibat diduga korupsi dimasukkan ke penjara, tegas Syahrul..
Media ini berupaya konfirmasi ke SMP Negeri 17 Bekasi dengan mendatangi sekolah tersebut, namun sangat disayangkan belum bisa bertemu dengan Kepsek, beberapa Orang Tua Murid yang ditemui media ini disekitar sekolah mengatakan bahwa Kepsek tidak transparan menggunakan dana BOS, lalu Komite Sekolah juga tidak terbuka dan Tim BOS sekolah apakah ada atau tidak kami tidak mengetahui, ujar beberapa Ortu Siswa.(Adit/Tim/Red)