Taput | mediasinarpagigroup.com – Program revitalisasi satuan pendidikan bantuan dari Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) di Kabupaten Tapanuli utara tahun anggaran 2025 yang sesuai dengan petunjuk teknis (Juknis) dilaksanakan secara swakelola atau melibatkan peran serta masyarakat diduga hanya sebatas formalitas belaka.
Kuat dugaan, proyek tersebut sudah dititipkan oleh pejabat di daerah tersebut untuk dikerjakan oleh oknum tertentu, setidaknya hal tersebut terlihat di SD Negeri 173238 Pangaloan, Kecamatan Pahae Jae, Tapanuli Utara.
Pasalnya, ketua komite sekolah sebagai perwakilan dari masyarakat yang berfungsi memberikan pertimbangan dalam penetuan dan pelaksanaan kebijakan sekolah, tidak dilibatkan oleh Kepala Sekolah dalam penetapan Panitia Pembangunan Satuan Pendidikan (PS2P) selaku pihak yang akan melaksanakan kegiatan proyek revitalisasi sekolah SDN 173238 Pangaloan tersebut.
Hal tersebut menimbulkan asumsi penetapan ketua P2SP tanpa melibatkan rapat dengan ketua komite sekolah bertujuan untuk meloloskan oknum yang sudah dititipkan kepada kepala sekolah untuk mengerjakan proyek sekolah tersebut.
Ketua Komite SDN 173238 Paffi Sihombing saat dikonfirmasi wartawan, Rabu, 22 Oktober menyayangkan sikap dan tindakan kepala SD Negeri 173238 Sihar Sinaga yang menetapkan P2SP dan hingga kini telah melaksanakan kegiatan revitalisasi tanpa adanya melibatkan rapat bersama ketua komite sekolah.
Padahal, lanjutnya, ia selaku komite sekolah juga turut mengajukan dan menandatangani berkas atau dokumen terkait bantuan revitalisasi ke SD Negeri 173238 Pangaloan tersebut.
“Perlu saya jelaskan, sejak beberapa tahun lalu, saya juga turut mengusulkan sekolah ini mendapat bantuan revitalisasi, jadi bukan tiba – tiba datang tahun ini.
Beberapa waktu lalu saya juga ikut menandatangani berkas atau dokumen bantuan revitalisasi untuk sekolah. Tetapi mengapa dalam pemilihan panitia pelaksana dan sudah terlaksana, saya tidak dilibatkan, ada apa ini,”ungkapnya.
Sesuai dengan aturan, kata Paffi, ketua komite bersama pengurus seharusnya dilibatkan dan juga mengetahui terkait hal – hal yang menyangkut program bantuan revitalisasi tersebut.
“Apalagi selama ini saya juga aktif berperan dalam mengusulkan bantuan ke sekolah SD Negeri Pangaloan, seperti bantuan komputer sampai 15 unit pada tahun tahun lalu,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala Sekolah SD Negeri 173238 Pangaloan Sihar Sinaga yang dikonfirmasi melalui panggilan WhatsApp mengatakan bahwa ia tidak melibatkan ketua komite sekolah dalam hal penetapan Martin Sitompul sebagai Ketua P2SP proyek revitalisasi di sekolahnya.
“Karena kami buru -buru, tidak sempat membuat rapat dengan komite untuk membentuk P2SP,” dalihnya.
Ditanyai tentang pemasok bahan atau barang untuk kebutuhan proyek sekolah tersebut, Sihar juga mengakui bahwa pihaknya belanja dari toko milik Martin Sitompul yang merupakan ketua P2SP.
Pantauan wartawan di lokasi sekolah, kegiatan bantuan program revitalisasi untuk SD Negeri 173238 sudah terlasana. Terlihat ada beberapa ruang kelas yang direhab. Sesuai dengan plank kegiatan, proyek tersebut berbiaya sebesar Rp.870.091.938. Sementara itu, di lokasi yang berbeda yakni di SMP Negeri 2 Pahae Jae, proyek revitalisasi sekolah juga sudah terlaksana. Dari plank kegiatan diketahui, proyek revitalisasi di SMP Negeri 2 Pahae Jae berbiaya sebesar Rp.1.129.921.000. Dari para pekerja yang ditemui dilokasi diketahui bahwa oknum yang bernama Martin Sitompul warga Pahae Jae selaku pemborong kegiatan tersebut.
“Pemborongnya Martin Sitompul,” kata salah satu pekerja saat dtanyakan siapa pemilik pekerjaan tersebut.(L.Gaol)




