Bogor | mediasinarpagigroup.com – “Pahlawanku Teladanku,Terus Bergerak Melanjutkan Perjuangan”,merupakan tema hari pahlawan 10 November 2025 tahun ini,yang mungkin hanya sekedar diingat dan diperingati secara serimonial saja tanpa bisa mengambil makna yang terkandung didalamnya.Karena fakta nya negeri para pahlawan sudah dirampok para koruptor dan para pengkhianat bangsa.
Korupsi kini telah bermetamorfosis menjadi kejahatan luar biasa (extraordinary crime) yang bersifat sistemik dan masif.
Pencurian Hak Rakyat.Korupsi di Pertamina,Korupsi pertambangan timah,batubara,korupsi di perhutanan,Korupsipara menteri,hingga korupsi dana desa yg dilakukan Kepala Desa.
Kebijakan pembangunan dengan potensi korupsi yang tinggi seperti pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN),pembangunan kereta cepat Whoosh, serta penanganan Covid 19.
Di dunia pendidikan korupsi dana BOS yang biasanya dilakukan kepala sekolah dengan modus : penggunaan dana BOS yang tidak sesuai dengan peruntukan,mark-up biaya,Pengadaan barang,jasa,kegiatan secara fiktif,kerjasama dengan rekanan atau vendor dalam pengadaan barang dan jasa.
Uang negara yang dikorupsi sejatinya adalah hak-hak rakyat miskin, dana pendidikan, kesehatan, dan pembangunan infrastruktur. Ketika dana ini dicuri, dampaknya langsung terasa pada buruknya layanan publik, tingginya angka kemiskinan, dan kesenjangan sosial.
Merusak Sistem Hukum dan Politik. Korupsi menipiskan kepercayaan rakyat pada lembaga penegak hukum, politik, dan birokrasi. Hukum menjadi tumpul ke atas dan tajam ke bawah, sementara jabatan publik hanya dilihat sebagai sarana transaksi, bukan amanah.
Menghancurkan Nilai Patriotisme. Bagaimana mungkin generasi muda meneladani semangat pahlawan jika yang mereka saksikan adalah pejabat yang justru mengkhianati perjuangan pendahulu dengan menjarah kekayaan negara? Koruptor, dengan tindakannya, telah mencederai martabat bangsa.
Seperti yang pernah diungkapkan, korupsi adalah penggelapan yang merugikan keuangan negara dan secara esensial merupakan wujud pengkhianatan nyata terhadap para pahlawan bangsa.
Pengkhianatan Modern.Berwajah Ganda, Istilah “pengkhianat” tidak lagi terbatas pada mereka yang mengangkat senjata melawan negara. Dalam konteks modern, pengkhianatan memiliki wajah yang lebih kompleks dan sering kali bersembunyi di balik jas formal.
Pengkhianatan dalam Bentuk Kebijakan, Pengkhianatan kini sering berbentuk kebijakan publik yang tidak pro-rakyat atau dirancang hanya untuk melayani kepentingan kelompok tertentu (oligarki), alih-alih kepentingan nasional.
Korupsi sistemik di sektor Sumber Daya Alam (SDA) sering menjadi pintu masuk “pengkhianatan terhadap kedaulatan nasional”, di mana aktor lokal berkolaborasi dengan entitas asing untuk mengeksploitasi kekayaan negara secara tidak adil.
Sikap permisif masyarakat atau elite terhadap mantan narapidana korupsi yang kembali menduduki jabatan publik juga merupakan bentuk pengkhianatan terhadap upaya pemberantasan korupsi.
Pengkhianatan juga mencakup upaya merusak ideologi negara dan semangat gotong royong, menggantinya dengan pragmatisme politik dan budaya instan yang koruptif.(Syam)
