Banyumas | mediasinarpagigroup.com – Ini cerita sekilas pengalaman saat menjadi wartawan pemula pada tahun 1982 hingga 1986 disebuah media cetak mingguan di Semarang, ibu kota Propinsi Jawa Tengah, setelah sebelumnya pernah beraktifitas menulis puisi di Surat Kabar Republik dan Radio Swasta Cindelaras dikota Semarang dan Radio Swasta Suara Wajar, Lampung Selatan.
Berbekal bakat untuk menyalurkan hobi dibidang jurnalis/tulis menulis, sekitar empat tahun mulai menulis berita – berita seputar aktifitas remaja pelajar yang berprestasi dibidang seni, tokoh-tokoh berprestasi dibidang pendidikan, sosial, lingkungan dan kemasyarakatan serta berita-berita laka-lantas (kecelakaan lalu lintas) maupun berita – berita umum lain nya.
Setelah melalui proses yang berliku, suka-duka dan pahit getirnya beraktifitas sebagai wartawan/jurnalis pemula yang harus bisa beradaptasi dengan berbagai kalangan nara sumber yang berbeda-beda profesi maupun status sosial lainnya. Tentu saja tanpa/belum memiliki kartu identitas yang jelas dari media yang ditekuni untuk tetap bisa beraktifitas sebagai wartawan atau jurnalis lepas aluas freelance dituntut untuk bisa memiliki kesabaran, ketelatenan, ketelitian dan ketekunan serta optimis, baik dalam berinvestigasi dan menggali suatu berita yang aktual dan factual untuk bisa disajikan dalam laporan berita yang diterbitkan melalui media cetak yang ditekuni dan dipercaya oleh dewan redaksi serta bisa dipertanggung-jawabkan kualitas dan originalitas karya/berita yang ditulisnya, dengan harapan pasca penerbitan tidak akan ada/terjadi complain dari para nara sumber berita karena dinilai adanya kesalahan pemahaman yang fatal.
Pasca beraktifitas bersama para remaja yang tergabung dalam komunitas paguyuban remaja manunggal tanpa pamrih (Rematopa) dikota Purwokerto, Kabupaten Banyumas selama dua-tahun dan menyimpulkan adanya lima fakta untuk bisa mengembangkan suatu perkumulan/komunitas yang bersifat paguyuban untuk bisa menciptakan tali silaturahmi, hubungangan sosial kebersamaan, kesatuan dan persatuan, yakni cita, cipta, cinta, kata dan realita.
Terjemahan nya, cita atau cita-cita dengan membuat program kegiatan jangka pendek dan jangka panjang. Cipta yakni wajib menciptakan suasana tertib lingkungan dan karya-karya yang bermanfaat bagi komunitas dan lingkungan.nya. Cinta, setiap/masing-masing anggota harus menyadari eksistensi serta memiliki rasa cinta/setia kawan, cinta kepada komjnitas dan lingkungan, Kata/komunikatif dan aktif tidak pasif untuk berinteraksi, kapan saatnya diam dan kapan saatnya berbicara karena diam itu emas dan bicara itu mutiara. Realita, intinya dalam membuat berbagai macam program kegiatan harus disesuaikan dengan kemampuan para personel anggota serta fasilitas yang dimiliki komunitas perkumpulannya, supaya program-program kegiatan.nya akan dapat terealisasi dengan baik.
Meski sdh sekitar empat tahun beraktifitas sebagai jurnalis freelance dimedia cetak mingguan yang bermisi pendidikan dikota Semarang, sehingga untuk dapat memiliki surat/kartu identitas resmi untuk bisa melancarkan aktifitas dibidang pemberitaan, sehingga harus sering bolak-balik dari Purwokerto ke Semarang untuk bertemu dengan dewan redaksi pelaksana media cetak yang ditekuni untuk bisa memiliki legalitas resmi, namun jawaban/bocoran dari personel staf redaksi tidak semudah sebagaimana yang diharapkan, sampai suatu saat diuji coba dengan menulis/mengetik satu berita musibah bencana alam yang terjadi didaerah Banyumas yang belum terkonsep, selain data-data yang tercatat, dengan dibatasi waktu setengah jam atau tigapuluh menit, tanpa typex karena masih menggunakan mesin ketik listrik manual IBM didalam ruang berkaca yang terlihat oleh beberapa staf/redaktur didalam ruang kantor redaksi media tersebut.
Dalam waktu setengah jam dengan rumus penulisan berita lima-W dan satu-H ( what, where, when, why, who dan how) serta sengaja diganggu dengan bunyi musik metal yang hingar bingar bisa mengganggu konsentrasi dalam mengetik berita tersebut akhirnya terselesaikan juga tugas yang sekaligus merupakan uji-coba, sehingga diakui sebagai jurnalis/wartawan oleh redaktur pelaksana media tersebut, dibuktikan denga turunnya SK sekaligus surat tugas liputan berita untuk melakukan tugas operasional didaerah Banyumas dan sekitarnya.
Itulah sekilas pengalaman betapa sulitnya meniti karier/beraktifitas dibidang pers jurnalistik yang ditekuni secara otodidak dan mandiri, karena jujur tidak memiliki pendidikan formal akademisi dari sebuah lembaga pendidikan tinggi/universitas.
Tulisan ini sekaligus sebagai permohonan maaf yang sebesarnya kepada pimpinan dan crew Media SINARPAGIGROUP serta Panitia HUT Ke-20/Thn 2025 yang dilaksanakan pada Jum’at malam hingga Sabtu malam 13 – 14 Desember 2025 karena dari Biro Banyumas tidak bisa hadir untuk saling bersilaturahmi, berdiskusi dan memeriahkan acara, semoga acara berjalan lancar, tertib dan sukses.(Salam sehat dari Widoyo Satmoko di Purwokerto/Jawa Tengah).




